Friday, November 25, 2016

Analisis Swot PT PIM (Pupuk Iskandar Muda)

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG MASALAH
      Indonesia adalah negara agraris yang memiliki sumber alam yang kaya dan tenaga kerja yang melimpah,sehingga sektor pertanian merupakan prioritas utama yang mendapat perhatian dari Pemerintahan. Di sisi lain laju pertumbuhan pendududuk yang terus meningkat membawa kolerasi  meningkatnya kebutuhan pangan yang harus diikuti dengan usaha peningkatan produksi melalui upaya intensifikasi dan ekstensifikasi di sektor pertanian serta pembangunan pabrik kimia.
      Perencanaan pembangunan pabrik pupuk kimia dipercayakan kepada Biro Perancang Negara (BPN),yang berada langsung di bawah Perdana Menteri Ir.Juanda dengan Mr.Ali Budiarjo dan Prof. Otong Kosasih, masing-masing sebagai Dirjendan Wakil Dirjen BPN untuk membuat rancangan proyek pupuk urea yang dimasukkan dalam Rancangan Pembangunan Lima Tahun Pertama (1950-1960). Dalam REPELITA Pertama 1956-1960, Badan Perancang Nasional merencanakan tiga proyek istimewa yaitu :
1          .      Proyek Pupuk Urea I
2          .      Proyek Besi Baja
3          .      Proyek Rayon
      Dari ketiga proyek tersebut diputuskan akan dilaksanakan terlebih dahulu proyek pupuk urea I. Pada saat kehidupan perekonomian indonesia mengalami masa sulit diawal tahun enam puluhan dengan tingkat inflasiyang tinggi terutama disebabkan rendahnya suplai bahan pangan didalam negeri dan terbatasnya sumber dana untuk mengimpor brang-barang kebutuhan masyarakat, disamping pemerintah kian membatasi impor beras untuk mecegah krisis neraca pembayaran, maka PIM mulai mencatat kehadirannya ditengah masyarakat.

1.2.   Rumusan Masalah
     Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil adalah “bagaimana anailisis swot pada PT PUPUK ISKANDAR MUDA (PIM)”

1.3.   Maksud dan Tujuan Penulisan
  1. Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui analisis swot pada PT PUPUK ISKANDAR MUDA (PIM).
  2. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisis Lingkungan Bisnis.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  PENGERTIAN SWOT
SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. Menurut Jogiyanto (2005:46), SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatan-kesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi.
Menurut David (Fred R. David, 2008,8), Semua organisasi memiliki kekuatan dan kelemahan dalam area fungsional bisnis. Tidak ada perusahaan yang sama kuatnya atau lemahnya dalam semua area bisnis. Kekuatan/kelemahan internal, digabungkan dengan peluang/ancaman dari eksternal dan pernyataan misi yang jelas, menjadi dasar untuk penetapan tujuan dan strategi.Tujuan dan strategi ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi kelemahan. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R.,2005:47) yaitu :
1. Kekuatan (Strenghts)
Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.
3. Peluang (Opportunities)
Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
4. Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.
2.2.  FUNGSI SWOT
Menurut Ferrel dan Harline (2005), fungsi dari Analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk meningkatkan analisis dalam usaha penetapan strategi. Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka / panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas kondisi altenatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan perusahaan.
2.3.  MATRIK SWOT
Menurut Rangkuti (2006), Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternalyang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dankelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan altenatif strategis.





BAB III
ANALISIS SWOT PT PUPUK ISKANDAR MUDA

            3.1.PROFIL PERUSAHAAN
PT Pupuk Iskandar Muda atau biasa disebut PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang industri kimia khususnya memproduksi pupuk urea dan ammonia.
PT PIM hadir di antara gemuruh semangat swadaya dan swakarya bangsa di bidang ilmu pengetahuan dan rekayasa teknologi, dan dengan itu pula PT PIM merupakan pabrik pupuk skala besar pertama yang dibangun oleh putra-putri bangsa melalui kontraktor nasional PT Rekayasa Industri pada tahun 1982.
PT PIM berdiri dengan strategi untuk mencukupi kebutuhan pupuk urea di kawasan Indonesia bahagian barat yang secara geografis termasuk kawasan pertanian, setelah sebelumnya kebutuhannya dirintis oleh PT Pusri Palembang. Maka kehadiran PT PIM dapat memenuhi kebutuhan pupuk untuk petani dan perkebunan yang sangat luas di wilayah Sumatera bagian utara (Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat). Posisi PT PIM juga sangat strategis untuk mengekspor kelebihan produknya ke negara-negara tetangga karena secara topografis sangat dekat. Dengan memanfaatkan tersedianya cadangan gas alam besar yang ditemukan di Desa Arun, Kabupaten Aceh Utara serta sumber air yang mengalir dari pegunungan di Aceh melalui Sungai Peusangan, PT PIM berdiri dengan kapasitas sama dengan pabrik-pabrik pupuk yang sebelumnya dibangun pemerintah yaitu 570.000 ton/tahun dan ammonia 386.000 ton/tahun, merupakan pabrik pupuk urea ke-11 di Indonesia.
Saat ini PT PIM memiliki 2 unit pabrik yang memproduksi urea jenis prill (butiran) dan granule (tablet) yang masing-masing berkapasitas sama. Kedua jenis urea itu diproyeksikan dapat mensuplai pupuk nasional setiap tahun dan bahkan dapat mengekspor melalui fasilitas pelabuhan sendiri.
PT PIM berjarak 274 KM arah tenggara Banda Aceh atau 335 KM arah barat laut Medan, dapat dijangkau melalui darat, laut maupun udara. Terletak di kawasan industri Lhokseumawe tepat di tepi Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran terpadat di dunia. Artinya posisi PT PIM merupakan kawasan prospektif yang sangat menguntungkan untuk pengembangan bisnis. Apalagi tepat berada di jantung provinsi Aceh yang memiliki kawasan dan potensi besar di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan, maka sempurnalah keuntungan posisi PT PIM sebagai perusahaan yang terus maju dan berkembang di masa depan.


            3.2.VISI DAN MISI
      VISI
·         Menjadi Perusahaan Pupuk dan Petrokimia yang Kompetitif.
MISI
·         Memproduksi dan memasarkan pupuk dan  produk petrokimia dengan efisien.
·          Memenuhi standar mutu dan berwawasan lingkungan.
·         Memberikan nilai tambah kepada stakeholder.
·         Berperan aktif menunjang ketahanan pangan.

           3.3.TATA NILAI PERUSAHAAN
SEMANGAT
Yakin berusaha dan pantang menyerah dalam menghadapi segala tantangan untuk mencapai kejayaan.
PEDULI PELANGGAN
Mengerti dan melayani melebihi harapan pelanggan serta memberikan solusi yang terbaik.

INTEGRITAS
Memiliki kejujuran, disiplin, tanggungjawab dan konsisten dalam setiap tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
KERJASAMA
Bersatu mencapai tujuan untuk memberikan hasil terbaik dengan saling menghargai kelebihan dan kekurangan anggota tim.
EFISIEN
Merencanakan dan melaksanakan aktifitas dengan selalu melakukan evaluasi dan perbaikan dengan parameter tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya, kreatif dan inovatif untuk mencapai hasil yang kompetitif.

            3.4.SWOT
Berdasarkan uraian diatas PT PUPUK ISKANDAR MUDA, dapat diidentifikasi beberapa faktor – faktor yang merupakan SWOT (Strength – Weakness – Opportunities – Threats) dari industri PUPUK. Hasil dari identifikasi dan analisa faktor-faktor SWOT ini akan dirumuskan menjadi beberapa konsep strategi dalam pengembangan industri petrokimia sebagai rekomendasi tambahan penyusunan strategi nasional pengembangan industri petrokimia nasional.
Adapun beberapa faktor yang diidentifikasi sebagai unsur SWOT dalam industri pupuk nasioanl antara lain sebagai berikut:
1.    Strength (Kekuatan)
·      Sarana dan prasarana pendistribusian yang dimiliki oleh PT PUPUK ISKANDAR MUDA lengkap.
·      Posisi strategis untuk mengekspor kelebihan produk ke negara-negara tetangga.
·      Kawasan yang sangat prospektif menguntungkan untuk pengembangan bisnis.
·      Terletak di kawasan industri lhokseumawe, tepat di tepi Selat Malaka.
·      Tepat berada di jantung provinsi Aceh yang memiliki kawasan dan potensi besar di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.
·      Menggunakan teknologi-teknologi canggih.
·      Memproduksi pupuk urea jenis drill (butiran) dan granule (tablet).
·      Dapat dijangkau melalui darat, laut dan udara.
·      Mempunyai kapasitas sama dengan pabrik lainnya.

2.    Weakness (Kelemahan)
·      Kurangnya perhatian pemerintah dalam menyuplai gas.
·      Harga gas yang mahal.
·      Protes masyarakat yang berada di lingkungan pabrik terhadap gangguan pencernaan saat pabrik bemasalah.
·      Persaingan dari produk-produk PT lainnya.

3.    Opportunity (Peluang)
·      Dapat terus maju berkembang di masa mendatang.
·      Menjadi perusahaan pupuk dan petrokimia yang kompetitif.
·      Memenuhi standar mutu dan berwawasan lingkungan.
·      Berperan aktif dalam menunjang ketahanan pangan.
·      Memberikan nilai tambahan kepada stakeholder.

4.    Threat (Ancaman)
·      Munculnya pesaing – pesaing yang kuat di kawasan regional/dunia.
·      Adanya pembangunan industri petrokimia (terintegrasi dengan kilang) di Singapura dan Timur Tengah (Qatar & UEA) yang bahan bakunya murah merupakan kompetitor bagi industri petrokimia hulu dan antara di Indonesia.
·       Perkembangan teknologi proses yang semakin efisien dan efektif dengan skala dunia.
·       Semakin terbatasnya cadangan migas sebagai SDA tidak terbarukan.
·      Munculnya isu keselamatan, kesehatan dan lingkungan hidup.
·      Praktek persaingan tidak sehat, baik melalui instrumen tarif dan non tarif.
·       Adanya serbuan produk industri petrokimia hilir dari Cina yang harganya lebih murah.
·       Daya tarik investasi industri petrokimia di kawasan regional lebih kondusif, terutama dalam bidang infrastruktur.
·      Tidak stabilnya iklim politik di Indonesia turut mempengaruhi kebijakan pemerintah.



BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
PT Pupuk Iskandar Muda atau biasa disebut PT PIM adalah anak perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang industri kimia khususnya memproduksi pupuk urea dan ammonia.
Dalam membangun konsep integrasi industri petrokimia berbasis klaster adalah sangat penting untuk memperhatikan karakteristik dan sifat dasar dari industri. Pengembangan industri petrokimia hulu perlu dipelopori oleh pemerintah atau melalui kerjasama antara pemerintah dengan swasta. Peran pemerintah menjadi lebih penting sebab pemerintah dituntut mampu mengarahkan integrasi industri secara tepat agar tidak menjurus pada “ negative concentration ” dalam bentuk monopoli, distorsi pasar, dan ketimpangan wilayah.

4.2 SARAN
1. Peningkatan kerjasama dan koneksi dengan pihak lain sangat dibutuhkan.
2. Semakin menambah modal dan investor baru.
3. Melakukan terobosan baru agar tetap exist menjadi perusahaan besar agar tidak mudah                        tersaingi oleh perusahaan lain.
  



DAFTAR PUSTAKA
            http://www.pim.co.id/id/

http://bebenputraawi.blogspot.com/2013/12/analisis-swot_2516.html

No comments:

Post a Comment